» » » DIASPORA DAN KESUKSESAN HIDUP :

DIASPORA DAN KESUKSESAN HIDUP :

 Oleh Drs. Ahmad Muslich,M.Si

Dalam kamus sosiologi, kita mengenal konsep “DIASPORA” yang artinya penyebaran. Konsep ini sangat penting untuk diketahui oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Apalagi kita sekarang ini hidup di era modernisasi, globalisasi dan abad teknologi informasi.
Konsep “DIASPORA” adalah konsep terkait dengan masalah kependudukan, lebih khusus lagi berhubungan dengan masalah migrasi atau perpindahan penduduk. Berkumpulnya penduduk dalam kota atau pulau tertentu, misalnya kota Jakarta yang berada di pulai Jawa menyebabkan munculnya berbagai permasalahan sosial, yang semakin hari semakin pelik dan sulit diselesaikan, mulai masalah perumahan, kebersihan lingkungan, air bersih, transportasi, ekonomi, banjir, kesenjangan sosial dan lain-lain. Gubernur DKI Jakarta yang baru, Jokowi yang begitu dekat dengan masyarakat dan terjun langsung menangani masalah Jakarta merasa tidak mudah menanggulangi problem yang sudah jelas.
Realitas sosial menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara Diaspora dan Kesuksesan hidup di dalam masyarakat. Kita melihat pesatnya kehidupan kota, tak terlepas dengan terjadinya Migrasi. Urbanisasi atau perpindahan penduduk desa ke kota menyebabkan terjadinya dinamika yang luar biasa dalam kehidupan perkotaan. Hal tersebut dibuktikan, bahwa sebagian besar munculnya perumnas-perumnas di daerah tepi perkotaan, dimiliki oleh orang-orang pendatang bahkan sebagian wilayah perkotaan justru dihuni bukan penduduk asli,  melainkan para pendatang, baik pendatang dari dalam negeri maupun pendatang dari luar negeri.
Pada tataran nasional kita dapat melihat orang-orang Jawa, mendapatkan kesuksesan ketika mereka di luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali dan lain-lain. Sebaliknya orang Padang, orang Bugis, orang Madura, mereka menjadi orang sukses ketika mereka berada di Jawa dan pulau-pulai lain di luar pulau mereka. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa orang-orang yang keluar dari kampungnya menuju ke kampung/pulau lain bahkan Negara lain dapat meraih sukses? Pertanyaan ini harus kita jawab, agar kita memperoleh manfaat dari realitas sosial di atas.
Dari tataran konseptual, banyak sekali pandangan bahwa kalau kita ingin sukses dalam kehidupan bermasyarakat, maka kita harus berani menyebar dan berpisah dengan keluarga. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Jum’ah memberikan isyarat kepada kaum muslim bahwa untuk sukses ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama : ketika mendapat panggilan Allah untuk sholat supaya segera mengingat Allah menuju masjid. Kedua : apabila telah selesai sholat kita diperintahkan untuk segera bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia Allah. Fangtasyiru adalah sama dengan diaspora atau menyebar, artinya kita tak diperbolehkan berkumpul terus di masjid atau di kampung, kalau kita ingin sukses. Ketakutan seseorang untuk melakukan Hijrah tidak perlu dibesar-besarkan, jika seseorang ingin hidup sukses. Filsafat Jawa yang mengatakan “mangan ora mangan lek kumpul“ harus segera kita rubah menjadi “kumpul ora kumpul, lek podho mangane”. Seorang penyair Arab mengatakan “safir tajid iwadhan an man tufarriqu“ yang artinya pergilah, maka engkau akan dapatkan ganti orang yang kamu tinggalkan.
Ada juga pandangan/ pendapat yang menganjurkan kepada kita supaya kita mencari ilmu, meskipun di negeri Cina. Dari pandangan di atas, maka jika seseorang ingin sukses dia harus memiliki kompetensi antara lain pertama : ilmu, kita dituntut untuk mencari ilmu dimanapun ilmu itu berada, bisa Negara Cina, Jepang, Korea, Amerika. Dengan ilmu, banyak yang bisa kita lakukan. Kita punya wawasan yang luas, kita banyak pengalaman, kita banyak mengalami dll. Kedua : pengalaman, di samping memperoleh ilmu, dengan belajar ke berbagai tempat/lokasi/negara, kita akan mendapatkan pengalaman yang baru yang berbeda dengan apa yang telah kita ketahui. Pengalaman adalah Guru yang terbaik dalam kehidupan. Masih banyak nilai-nilai yang terkandung dari berbagai pandangan/pendapat di atas, semua sangat tergantung pada sejauh mana kita dapat menggali makna dari yang tersurat maupun yang tersirat.
Kembali ke masalah hubungan Diaspora dan Kesuksesan, maka jika kita melihat realitas sosial yang ada di masyarakat. Banyak nilai-nilai yang kita dapatkan jika seseorang yang menjadi bagian dari masyarakat mau melakukan penyebaran atau melakukan hijrah baik secara fisik, pemikiran, perilaku maupun sikap. Nilai-nilai itu antara lain pertama : kemandirian. Kesuksesan adalah bentuk kemandirian seseorang yang secara fisik berpisah dengan orang tua dan keluarga, akan lebih mandiri jika dibanding dengan seseorang yang terus berada di tengah-tengah keluarga. Seseorang yang tadinya tidak bisa memasak, ketika berpisah dengan orang tua, baik kuliah, nikah, pergi untuk bekerja, tentu lebih bisa mandiri dan tidak tergantung dengan orang tua atau keluarganya. Kemandirian merupakan langkah awal, jika seseorang ingin sukses. Seekor anak ayam yang baru lahir, sudah berupaya untuk makan sendiri, meskipun dapat bimbingan induknya. Pohon pisang yang berkumpul menjadi satu, maka ia tidak dapat menghasilkan pisang yang baik, maka ketika sudah mulai besar, anak-anak dari pohon pisang, harus segera dipisah, agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Kedua : kreativitas. Kreativitas adalah salah satu unsur yang menyebabkan seseorang menjadi sukses. Dengan berpisah secara fisik maupun cara berpikir, maka seseorang akan muncul kreativitas. Tantangan-tantangan yang dihadapi, ketika seseorang berpisah dengan keluarga, menyebabkan orang itu lebih dewasa dan kreatif untuk memecahkan masalah yang akan dihadapi. Hal itu berbeda jika seseorang tak pernah keluar dan selalu berada dalam lingkungan keluarga, maka solusi-solusi itu muncul dari pandangan-pandangan keluarga.
Ketiga : keberanian. Seseorang sukses dalam mesyarakat, karena seseorang tersebut memiliki keberanian, suatu sikap tanggung jawab terhadap apapun dari resiko atas akibat yang dilakukannya. Seseorang sukses, tidak serta merta atau bim salabim. Namun kesuksesan seseorang terbentuk dari jatuh bangunnya mereka ketika menghadapi berbagai persoalan dan merupakan implikasi dari kreativitas. Salah satu modal seseorang untuk sukses adalah keberanian untuk mencoba usaha baru, yang berbeda dengan kebanyakan orang. Bahkan keberanian adalah modal utama seseorang untuk menjadi sukses. Hampir semua pengusaha-pengusaha besar di negeri ini diawali dengan keberanian dan buka modal uang yang banyak.
Keempat : pengalaman. Seseorang yang mobilitas sosialnya tinggi, maka ia mempunyai segudang pengalaman. Pengalaman-pengalaman yang dimiliki seseorang, akan sangat menentukan kesuksesan seseorang. Orang bijak mengatakan “Experience is the best Teacher” yang artinya pengalaman adalah guru yang terbaik dalam kehidupan. Kesuksesan seseorang tidak dapat dilepaskan dari pengalaman-pengalaman mereka, baik pengalaman tentang kesuksesan maupun kegagalan. Semua menjadi pijakan bagi seseorang untuk sukses.
Kelima : motivasi. Siapapun yang menjadi perantau atau berada di negeri orang, akan memiliki survivelitas yang tinggi. Ia memiliki motivasi yang tinggi dan mencoba untuk bertahan dalam menghadapi problema-problema dalam kehidupan. Sikap mental inilah yang menjadi modal bagi seseorang untuk hidup sukses dalam masyarakat. Masih banyak makna-makna yang terkandung dalam Diaspora yang tidak mungkin kita uraikan dalam kesempatan terbatas ini. Apa kita tulis dari makna di atas sudah cukup untuk memberikan gambaran betapa Dispora sangat penting bagi kita, jika seseorang mempunyai keinginan untuk hidup sukses.
Di akhir tulisan ini, kita sampaikan bahwa hubungan penyebaran dengan kesuksesan bukan terbatas pada masalah-masalah keduniaan, akan tetapi masalah-masalah keagamaan juga tidak dapat dilepaskan dari penyebaran. Sebagai contoh bahwa seorang Kyai, Da’I dan Tokoh Masyarakat menjadi terkenal karena ia pernah menimba ilmu di berbagai pondok pesantren perguruan tinggi, sebelum ia kembali ke desanya, banyak pelawak-pelawak atau comedian yang sukses ketika ia hijrah ke Jakarta. Bahkan Nabi Muhammadiyah sukses dalam da’wahnya, setelah hijroh ke Madinah. 


Drs. Ahmad Muslich, M.Si  adalah Dosen FAI Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Last Update : 26 Juni 2013 by admin Sumber ...
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya