G. Ibnu Sina
1. Biografi Ibnu Sina
Ibnu
Sina yang memiliki nama lengkap Abu Ali al-Hussein Ibn Abdallah, lahir di
Afshana dekat Bukhara (Asia Tengah) pada tahun 981. Pada usia sepuluh tahun,
dia telah menguasai dengan baik studi tentang Al Quran dan ilmu-ilmu clasar.
Ilmu logika, dipelajarinya dari Abu Abdallah Natili, seorang filsuf besar pada
masa itu. Filsafatnya meliputi buku-buku Islam dan Yunani yang sangat beragam.
Kemampuannya
dalam bidang pengobatan sudah begitu mumpuni di usianya yang masih belia.
Bahkan ketika usianya baru tujuhbelas tahun, dia sudah berhasil menyembuhkan
penguasa Bukhara, Nun Ibn Manshur. Padahal sebelumnya para pakar kesehatan
kerajaan sudah menyerah, tak satu pun yang mampu mengatasi penyakit sang raja.
Atas jasanya itu, Manshur bermaksud memberinya hadiah. Namun Ibnu Sina justru
lebih memilih izin dari sang raja untuk diperkenankan meggunakan perpustakaan
kerajaan yang dikenal memiliki koleksi buku-buku yang unik.
2. Filsafat Ibnu Sina
Karya
Ibnu Sina dalam bidang filsafat yang terkenal adalah Al-Najat, Isyarat, dan
al-Shifa (buku yang berisi tentang penyembuhan penyakit) merupakan ensiklopedi
filosofis. Di dalamnya berisi jangkauan pengetahuan yang luas, dari filsafat
hingga ilmu pengetahuan. Filsafat Ibnu Sina merupakan penggabungan tradisi
Aristotelian, pengaruh Neoplatonic dan teologi Islam. Ibnu Sina mengelompokkan
seluruh bidang ilmu ke dalam dua kategori besar, yakni: pengetahuan teoritis
dan pengetahuan praktis. Pengetahuan teoritis meliputi fisika, matematika, dan
metafisika, sedangkan pengetahuan praktis meliputi etika, ilmu ekonomi, dan
ilmu politik.
Jenius yang satu
ini tidak pernah berhenti mengembara, baik secara fisik maupun secara batin.
Secara fisik, dia terus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, untuk
memuaskan rasa ingin tahunya terhadap segala hal, serta untuk dapat belajar,
belajar, dan belajar. Karena terlalu banyak memeras otak dan diperparah oleh
gejolak politik pada masa itu, kesehatannya semakin memburuk. Akhirnya, pada
tahun 1037 dia kembali ke Hamadan, dan meninggal di sana.
Sumber
Bacaan
· Jamaluddin
al-Qafthi, Akhbar al-‘Ulama bi Akhbar al-Hukama’, Kairo: Maktabah
al-Mutanabbi, t.t.
· Naiati M Ustman.
2002. Jiwa dalam Pandangan Para Filosof Muslim. Bandung: Pustaka Hidayah
· Nasition Harun.
1973. Filsafat dan Misticisme dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang
· Soleh A Khudri.
2004. Wacana Baru Filsafat Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
· Fakhry Majid.
2001. Sejarah Filsafat Islam. Bandung: Mizan
· Hanafi Ahmad.
1990. Pengantar Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang
· http://Halid.nurislami.com
· http://www.nlm.nih.gov/hmd/arabic/E8.html
Sumber : http://nuryandi-cakrawalailmupengetahuan.blogspot.com/2012/07/tokoh-filsafat-islam.html#ixzz2a3crMUsI